Saudi I Hari Ini Rombongan Jamaah Alfiq Tour Group 3 April 2025 telah cekout dari madinah menuju kota Mekkah dan mengambil miqot di masjud Bir Ali Minggu, (06/04/25)
Masjid Bir Ali, atau dikenal pula sebagai Masjid Miqat Dzul Hulaifah, merupakan tempat miqat bagi para jemaah haji dan umrah yang datang dari Kota Madinah atau melewatinya. Masjid ini terletak di kawasan Dzulhulaifah, hanya sekitar 9 kilometer dari Masjid Nabawi, dan berada di jalur utama Madinah menuju Makkah.
Dalam buku Haji Umroh Bukan Mimpi karya M. Anwar Sani dan rekan-rekan, dijelaskan bahwa nama “Bir Ali” berasal dari kisah Ali bin Abi Thalib RA yang dikabarkan pernah membuat beberapa sumur di kawasan ini. Kata “bir” sendiri berarti sumur, dan karena jumlahnya lebih dari satu, sebagian orang menyebut kawasan ini sebagai “Abyar”, bentuk jamak dari bir.
Kini, sumur-sumur tersebut telah tertutup bangunan, namun sejarahnya tetap hidup melalui keberadaan masjid yang berdiri megah di atasnya.

Awal Pembangunan dan Perkembangan Masjid
Mengutip buku Mengais Berkah di Bumi Sang Rasul karya Ahmad Hawassy, pada masa Rasulullah SAW, tempat ini merupakan lokasi beliau melakukan miqat dan berteduh di bawah pohon akasia sebelum menunaikan umrah.
Kemudian, saat Umar bin Abdul Aziz menjabat sebagai Gubernur Madinah (tahun 87–93 H), beliau membangun sebuah masjid di lokasi tersebut. Renovasi besar-besaran terjadi di era Dinasti Abbasiyah dan Utsmaniyah, salah satunya pada masa pemerintahan Sultan Mehmed IV.
Namun, bentuk awal masjid masih sangat sederhana, kecil, dan hanya terbuat dari batu. Fasilitas jemaah juga belum tersedia.
Barulah pada masa Raja Fahd bin Abdul Aziz, dilakukan perluasan besar-besaran disertai pembangunan berbagai fasilitas pendukung. Kini, luas Masjid Bir Ali mencapai 6.000 meter persegi dan mampu menampung hingga 5.000 jemaah dalam satu waktu.
Keistimewaan Desain dan Fasilitas Masjid
Masjid Bir Ali dibangun dengan gaya arsitektur menyerupai benteng. Bangunan utamanya berada di tengah kompleks yang luas, dikelilingi oleh koridor panjang yang dihiasi arcade kemerahan. Dinding luar masjid didominasi warna krem, menciptakan kesan tenang dan sejuk.

Pintu masuk masjid berupa gerbang tinggi dengan dua menara di atasnya. Di dalamnya, terdapat halaman terbuka (inner courtyard) yang dikelilingi taman dan dilengkapi pancuran air di bawah kubah kecil.
Area benteng di sekeliling masjid sebenarnya merupakan bangunan fasilitas tambahan seperti toilet, tempat wudhu, kamar mandi, kios pedagang, klinik kesehatan, ruang penitipan barang, hingga kantor pengelola dan petugas keamanan.
Masjid Bir Ali bukan hanya menjadi titik miqat wajib bagi jemaah dari arah Madinah, tetapi juga merupakan saksi bisu perjalanan spiritual Rasulullah dan para sahabat. Dengan sejarah yang panjang dan fasilitas yang terus ditingkatkan, masjid ini kini menjadi tempat yang istimewa dalam perjalanan haji dan umrah.
Semoga informasi ini bermanfaat dan menambah wawasan tentang salah satu situs penting dalam perjalanan ke Tanah Suci.
Simbol Perjalanan Suci dari Madinah
Masjid Bir Ali memiliki makna yang mendalam bagi setiap jemaah yang memulai ihram dari Madinah. Tempat ini bukan sekadar lokasi mengenakan pakaian ihram dan membaca niat, tetapi menjadi titik tolak perjalanan spiritual menuju Baitullah.
Bagi sebagian jemaah, berhenti di Bir Ali menjadi momen refleksi. Di sinilah niat dan hati mulai ditata. Masjid ini menyediakan tempat yang nyaman dan tenang bagi jemaah untuk berwudu, melaksanakan sholat sunnah ihram, serta mempersiapkan diri lahir dan batin sebelum menuju Tanah Haram.
Tidak heran jika banyak yang merasa tersentuh ketika berada di masjid ini. Sejarah panjang dan jejak langkah para sahabat seakan menyatu dalam dinding-dinding masjid. Langit-langit masjid yang tinggi, taman-taman kecil yang teduh, hingga suara gemericik air pancuran di pelataran, semuanya menambah kekhusyukan ibadah.
Bir Ali, Bukan Sekadar Miqat
Sebagian orang mungkin hanya mengenal Masjid Bir Ali sebagai tempat untuk niat ihram. Namun di balik itu, ada nilai historis, arsitektural, dan spiritual yang luar biasa.
Bangunan berbentuk benteng yang kokoh mencerminkan kekuatan dan keteguhan iman. Ruang-ruang yang luas dan fasilitas yang tertata mengajarkan pentingnya pelayanan dan kenyamanan dalam ibadah. Sedangkan sejarahnya yang berkaitan langsung dengan Rasulullah SAW dan Ali bin Abi Thalib, mengajarkan kita untuk selalu mengenang dan meneladani perjuangan generasi awal Islam

Masjid Bir Ali bukan hanya tempat persinggahan menuju Makkah. Ia adalah saksi bisu dari sejarah panjang Islam dan awal langkah ibadah yang suci. Di sini, jutaan jemaah dari seluruh dunia memulai niat mereka dalam satu suara, satu arah, satu tujuan — memenuhi panggilan Allah SWT.
Semoga setiap kita yang singgah di Masjid Bir Ali diberi kemudahan dan keberkahan dalam perjalanan suci menuju Baitullah. Dan semoga sejarah yang terkandung di dalamnya menjadi pengingat bahwa setiap langkah ibadah kita adalah bagian dari warisan agung umat Islam.