Badal Umroh: Ketentuan, Niat dan Syarat Pelaksanaannya

Arab latin: Wa atimmul-ḥajja wal-‘umrata lillāh
Artinya: “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan
‘umrah karena Allah,”

Lantas, bagaimana dengan ketentuan badal umroh?
Berikut bahasannya yang dinukil dari buku Tanya Jawab Islam susunan PISS KTB.

Ketentuan Badal Umroh
Badal umroh sama seperti badal haji, artinya
mengizinkan orang lain untuk menggantikannya melakukan umroh. Imam Syafi’i
berpendapat, badal umroh diperbolehkan jika orang yang dibadalkan telah lanjut
usia, renta, atau meninggal, sehingga ia tidak mampu untuk mengerjakan umroh
sendiri.

Sementara itu, Imam Hanbali mengemukakan bahwa
badal umroh tidak boleh dikerjakan bagi orang hidup tanpa seizin orang yang
dibadalkan. Lain halnya dengan badal umroh untuk mereka yang telah wafat maka
boleh dilaksanakan tanpa seizinnya.

Mengutip dari buku Peta Perjalanan Haji dan Umrah
Edisi Revisi yang ditulis oleh Agus Arifin, badal umroh bisa dilakukan apabila
si pengganti telah melaksanakan umroh untuk dirinya sendiri lebih dulu. Hal ini
juga berlaku dengan badal haji.

Dengan demikian untuk umroh kedua, ketiga, dan
seterusnya dapat diniatkan untuk mengumrohkan keluarga atau orang tua yang
telah wafat.

Niat Badal Umroh
Merujuk pada sumber yang sama, berikut merupakan
bacaan badal umroh.

Niat badal umroh
Arab latin: Labbaika allahumma umratan an (fulan
bin fulan) atau (fulanah binti fulan)

Artinya: “Aku sambut panggilan-Mu ya Allah
untuk berumroh dari (fulan bin fulan) atau (fulanah binti fulan),”

Adapun, niat badal umroh menurut Syekh Sa’id bin
Muhammad Ba’asyin dalam Busyral Karim ialah sebagai berikut:

نَوَيْتُ العُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهِ للهِ
تَعَالَى عَنْ فُلَانٍ

Arab latin: Nawaytul ‘umrata wa ahramtu bihī
lillāi ta’ālā ‘an fulān (sebut nama jamaah umrah yang dibadalkan)

Artinya: “Aku menyengaja ibadah umroh dan aku
ihram umroh karena Allah ta’ala untuk si fulan (sebut nama jamaah yang
dibadalkan),”

Syarat Pelaksanaan Badal Umroh
Adapun, syarat untuk melaksanakan badal umroh
antara lain sebagai berikut:

Orang yang digantikan umroh tidak mampu secara
fisik
Tidak boleh membadalkan orang yang tidak mampu
dari segi ekonomi, seba ibadah haji dan umroh wajib dilakukan bagi mereka yang
mampu dari segi finansial dan fisik
Badal umroh boleh dilakukan bagi orang yang sakit
keras dan tipis kemungkinan sembuh penyakitnya
Tidak boleh melaksanakan badal umroh untuk orang
yang masih sehat
Wanita boleh membadalkan pria, pun sebaliknya
Badal umroh hanya boleh satu orang dalam satu kali
perjalanan umroh

Itulah pembahasan mengenai badal umroh. Semoga
bermanfaat ( Source : Detik.com )

.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top